KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt. Yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Teori Sastra.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, karena masih minimnya kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan bacaan ini, khususnya kepada Bapak Muhibul Fahmi,S.pd sebagai dosen pembina pada mata kuliah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Terima kasih.

Bangko, Desember 2013

Penulis

1. Pendahuluan
Fenomena sastra amatlah sangat beragam. Baik dari segi sastranya, sastrawannya atau lingkungan alam semesta. Semuanya dapat berupa pembangun ataupun perusak karya sastra itu sendiri.Sejatinya bagaimana karya sastra dibuat dan proses berlangsungnya pembuatan karya sastra, juga sangat penting untuk ditilik. Semuanya merupakan rangkaian “dunia hidup” karya sastra. Walaupun karya sastra itu siap jadi tetaplah merupakan hasil goresan sastra.
Sastrawan adalah orang-orang yang menghasilkan karya sastra seperti novel, puisi, sajak, naskah sandiwara dan lain-lain. Oleh karena itu, penyair, penulis, pujangga serta profesi-profesi terkait lainnya, bisa dikelompokkan sebagai sastrawan. Sastrawan, dahulu sekali merupakan istilah bagi para orang-orang yang cendikia dan intelektual, karena mampu menghasilkan kata-kata atau tulisan yang estetik dan mulia atau tersusun artistiknya. Pemahaman pada karya sastra akan lebih baik bila kita mengenal latar belakang sang pengarang atau sastrawan.
Sedangkan terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Namun walaupun demikian para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian untuk mengungkap tabir misteri tersebut. Apa, mengapa, bagaimana dan kapan terjadi alam semesta ini. Oleh karena manusia dengan mempergunakan segala kemampuannya, mempergunakan teknologi canggih terus berusaha untuk mengungkapkann misteri alam semesta ini.
Pandangan geosentris berubah, setelah Copernicus mengemukaan teori “Heliosentris”, yang mengemukaan bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini. Bumi adalah salah satu planet,yang bersama planet-planet lain bergerak mengitari bumi. Meskipun sejak abad 18 manusia sudah menyadari bahwa bumi adalah sebuah planet yang bergerak mengitari matahari, kesadaran ini baru muncul dengan kuat pada para kedua abad ke-20. Pada masa ini penerbanagn pesawat ruang angkasa semakin maju.
Gambar-gambar bumi yang dilihat dari angkasa hasil pemotretan pesawat-pesawat angkasa ini membuat kesadaran yang muncul menjadi makin berkembang.
Kebanyakan dari kita bertanya tentang bagaimana alam semesta berasal,kemana bergeraknya dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik.

2. Definisi Sastrawan dan Semesta

2.I. Pengertian Sastrawan
Sastrawan adalah istilah bagi orang-orang yang menghasilkan karya sastra seperti novel, puisi, sajak, naskah sandiwara dan lain-lain. Oleh karena itu, penyair, penulis, pujangga, serta profesi-profesi terkait lainnya bisa dikelompokkan sebagai sastrawan juga.
Sastrawan dahulu sekali merupakan istilah bagi para orang-orang yang cendikia dan intelektual, karena mampu menghasilkan kata-kata atau tulisan yang estetik dan mulia atau tersusun artistiknya.Pemahaman pada karya sastra akan lebih baik bila kita mengenal latar belakang sang pengarang atau sastrawan.
Jadi Sastrawan merupakan bagian dari sastra atau karya sastra yang telah dia buat sesungguhnya. Sastrawan merupakan orang yang berkecimpung pada dunia sastra secara langsung. Yang sifatnya produktif dan imajinatif.
Sastrawan adalah Tuhan
Sastrawan adalah tuhan itulah analogi bagi setiap karya yang dia buat. Sastrawan merupakan pencipta dunia baru, dunia yang lain, dunia imajinatif yang bisa dirasakan walau hanya dibenak.
Sastrawan memiliki sifat yang sama dengan Tuhan walaupun sastrawan tidak dikultuskan. Yaitu sama-sama pencipta tokoh, pencipta tempat dan pencipta segala takdir. Itulah mengapa sastrawan dapat menjadi Tuhan bagi karya sastranya.
Semua sastrawan memiliki hakikatnya sebagai sebuah pencipta dunia khayal. Walau hanya sebuah imajinasi, tak pelak dunia itu sering diidentiitaskan dengan sebuah realita. Bahkan banyak yang menganggapnya itu benar.
Bukan berarti sastrawan harus dikultuskan seperti Tuhan yang sebenarnya. Sastrawan hanya membuat dunia dalam dunia dan realita dalam fiksi meskipun terkadang berupa kisah nyata yang diadaptasi tak sungguhpun seluruhnya sama, namun pasti ada rekaan.
Sejatinya para sastrawan memiliki suatu konsep yang berasal dari penglihatan, pendengaran dan pengimajiannya. Ditambah lagi sastrawan memiliki hak padu untuk membuat dan menikmati hasil ciptanya selaras seperti Tuhan adanya.
Dunia sastra memang berbeda dengan dunia nyata sebenarnya. Terkadang adakalanya, dunia sastra dapat menjadi inspirasi bagi penggguna realita untuk memahami hidup. Sejatinya sastrawan, memiliki ide-ide gagasan untuk menyelami isi pikiran yang akan digubahnya dan disampaikan kepada pembaca, seakan-akan merupakan maklumat Tuhan. Ya mungkin saja.
Bagaimana cara sastrawan menyajikan karyanya membuat suatu intrik-intrik masalah, seakan-akan pembaca masuk ke dalam ilusi dunianya. Hal inilah, membuat sastrawan berhasil menjadi Tuhan dunia rekaanya. Itulah sebuah kompleksitas sastrawan.
2.II. Pengertian Semesta
Pengertian semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep pemikiran manusia tentang semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah sebagai pusat alam semesta, yang kemudian disebut teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat alam semesta yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus dan teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Galileo dan Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta yang disebut dengan teori heliosentris.
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains.
Definisi dari semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera.
Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan penulisnya.

2.III. Penciptaan Semesta

a. Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta.
Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang tetap.
Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.
Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.

2.IV. Semesta Menurut Al Quran

Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menu-runkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi dulunya adalah suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).

Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali surat Al Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap dan uap air.
Demikian juga dengan bola panas bumi pada waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap dengan uap air ? Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam, tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.

2.V. Karakteristik Integral Semesta

a. Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya terbatas.
b. Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya rusak.
c. Ditentukan
d. Bergantung
e. Relatif

2.VI. Tujuan Penciptaan Semesta
Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah dengan potensi dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu, akan wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.

3. Penutup

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia yang merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.
Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta.
Al Qur’an menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Karakteristik integral alam ada 5, yaitu terbatas, berubah, tergantung, ditentukan, dan relative.
Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
Jadi sastrawan dan alam semesta itu sangatlah berhubungan antara satu dengan yang lainnya karena sastrawan merupakan bagian dari sastra atau karya sastra yang telah dia buat sesungguhnya. Sastrawan merupakan orang yang berkecimpung pada dunia sastra secara langsung. Yang sifatnya produktif dan imajinatif.

Daftar Acuan
• Membaca Sastra.2008.(Melani Budianta,dkk).Magelang:IndonesiaTera.
http://v-class.gunadarma.com
http://www.google.com